Nama :Lenny Kurniasih
Kelas :3EB24
Npm :24212178
Buatlah materi tentang macam
pengumpulan data dan kutipan beserta contohnya !
PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan
data adalah prosedur yang sistemik dan standar untuk memperoleh data yang
diperlukan. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode
ilmiah, karena data digunakan untuk menguji hipotesa yang telah dirumuskan
(kecuali pada penelitian eksploratif). Pengumpulan data selalu memiliki
hubungan dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah
dan mempengaruhi metode pengumpulan data. Banyak masalah yang dirumuskan tidak
dapat dipecahkan karena metode untuk pengumpulan data tidak memungkinkan atau
metode ada tidak dapat menghasilkan data yang diinginkan.
Tiga teknik
pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara.
1. Angket
Angket
/ kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang
dijadikan responden untuk dijawabnya.
Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data
melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar
di berbagai wilayah.
Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam
Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran
dan penampilan fisik.
Prinsip
Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
·
Isi dan
tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus
ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
·
Bahasa
yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin
menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden
yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
·
Tipe dan
bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban
yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden
hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
2. Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan
data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket)
namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi
(situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk
mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan
pada responden yang tidak terlalu besar.
·
Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat
dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya
seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa,
semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
· Non
participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant
merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan
atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga,
seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat
berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan
memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar
tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara
lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.
3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data
maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya
dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara
pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat
diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara
terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
1. Wawancara
terstruktur artinya
peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari
responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis.
Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan
material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
2. Wawancara
tidak terstruktur adalah
wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi
pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin
penting masalah yang ingin digali dari responden.
KUTIPAN
Kutipan,
sebuah kata yang mungkin semua orang belum mengetahui maksudnya apa. Disini
saya akan mengulas sedikit mengenai kutipan. Kutipan adalah gagasan, ide,
pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu
disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel,
laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. A.
B. Fungsi
Kutipan
Pemkiran yang mendasari
penggunaan kutipan, yaitu:
1. Menunjukkan kualitas ilmiah yang lebih
tinggi
2. Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat
3. Memudahkan penilaian penggunaan sumber
data
4. Memudahkan pembedaan data pustaka dan
keterangan tambahan
5. Mencegah pengulangan penulisan data
pustaka
6. Meningkatkan estetika penulisan
7. Memudahkan penijauan kembali penggunaan
referensi
8. Memudahkan penyuntingan naskah yang
terkait dengan data pustaka
9. Menunjukkan kualitas kecerdasan akademis
penulisnya[3]
10. Penunjukkan adanya bagian lain dalam naskah yang dapat ditelusuri
kebenaran faktanya.
Beberapa prinsip yang harus
diperhatikan pada waktu membuat kutipan adalah:
1. Jangan mengadakan perubahan
Pada waktu
melakukan kutipan langsung, pengarang tidak boleh mengubah kata-kata atau
teknik dari teks aslinya. Bila pengarang menganggap perlu untuk mengadakan
perubahan tekniknya, maka ia harus menyatakan atau memberi keterangan yang
jelas bahwa telah diadakan perubahan tertentu.
Pertimbangan
untuk merubah teknik itu bisa bermacam-macam: untuk memberi aksentuasi, contoh,
pertentangan dan sebagainya. Dalam hal yang demikian penulis harus memberi
keterangan dalam tanda kurung segi empat […] bahwa perubahan teknik itu dibuat
sendiri oleh penulis, dan tidak ada dalam teks aslinya. Keterangan dalam kurung
segi emppat itu misalnya berbunyi sebagai berikut: [huruf miring dari saya,
penulis].[4]
2. Bila ada Kesalahan
Bila dalam
kutipan terdapat kesalahan atau keganjilan, entah dalam persoalan ejaan maupun
dalam soal-soal ketatabahasaan, penulis tidak boleh memperbaiki
kesalahan-kesalahan itu. Ia hanya mengutip sebagaimana adanya.
Dalam hal
terakhir ini kutipan tetap dilakukan, hanya penulis diperkenankan mengadakan
perbaikan atau catatan terhadap kesalahan tersebut. Misalnya, kalau kita tidak
setuju dengan bagian itu, maka biasanya diberi catatan singkat [sic!].
kata sic! Yang ditempatkan dalam kurung segiempat menunjukkan bahwa
penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu, ia sekedar mengutip sesuai
dengan apa yang terdapat dalam nashkah aslinya.
Contoh:
“Demikian
juga dengan data bahasa yang lain dalam karya tulis ini kami selalu berusaha
mencari bentuk kata yang mengandung makan [sic!] sentral/distribusi yang
terbanyak sebagai bahas dari daftar Swadesh”.
Kata makan
dalam kutipan diatas sebenarnya salah cetak, seharusnya makna. Namun
dalam kutipan penulis tidak boleh langsung memperbaiki kesalahan itu. Ia harus
memberi catatan bahwa ada kesalahan dan ia sekedar mengutip sesuai dengan teks
aslinya.
3. Menghilangkan Bagian Kutipan
Dalam
kutipan-kutipan diperkenankan pula menghilangkan bagian-bagian tertentu dengan
syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak boleh mengakibatkan perubahan makna
aslinya atau makna keseluruhannya. Penghilangan itu biasanya dinyatakan dengan
mempergunakan tiga titik berspasi [. . .].
Dalam hal
ini sama sekali tidak diperkenankan untuk menggunakan tanda garis penghubung
[-] sebagai pengganti titik-titik.
D. Hal-hal
yang Perlu Diperhatikan dalam Mengutip
Hal-hal yang Perlu
Diperhatikan dalam Mengutip, diantaranya:
1. Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu
perlu
2. Penulis bertanggung jawab penuh terhadap
ketepatan dan ketelitian kutipan
3. Kutipan dapat terkait dengan penemuan
teori
4. Jangan terlalu banyak mempergunakan
kutipan langsung
E. Jenis
Kutipan
1. Kutipan langsung
Kutipan
langsung adalah salinan yang sama dengan bentuk aslinya yang dikutip dalam hal
susunan kata dan tanda bacanya. Kutipan langsung tidak boleh lebih dari satu
halaman.[6]
2. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak
langsung adalah kutipan yang hanya mengambil isinya saja, seperti sauran,
ringkasan atau parafrase.
Kutipan isi
atau parafrase yaitu kutipan yang hanya mengambil isi atau maksud dari
kalimat-kalimat dari kalimat-kalimat yang ditulis dalam buku sumber.
CONTOH KUTIPAN :
1. Kutipan langsung
“Pustaka
Java berisi ribuan (lebih dari 5000) kelas beraneka ragam keampuhan. Kekayaan
ini merupakan kandungan tersembunyi bahwa penggunaannya dapat menghemat ratusan
jam kerja. Keampuhan ini hanya dapat dimanfaatkan bila kita rajin mencoba.
Sebelum membuat solusi sendiri, coba eksplorasi pustaka bahasa, mungkin telah
diselesaikan” (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007,
Hal. 37-38)2. Kutipan tak langsung
Penulisan dengan identasi merupakan konvensi penulisan yang bagus untuk diikuti. Identasi berarti memberi iden setiap menemui blok baru pada blok-blok yang berbeda. Identasi adalah gaya penulisan program bukan bagian bahasa secara teknis, sehingga digunakan untuk memperjelas pembacaan program oleh pemrogram, bukan oleh kompilator. Kompilator menghasilkan keluaran yang sama meski tanpa identasi. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 174)
3. Kutipan dalam kutipan
‘Bahasa Java tidak lagi hanya untuk pemanis di web sebagai applet yang membikin Duke berdansa. Java adalah kakas, tetap hanya perangkat, bagaimanapun tetap hanya orang hebat yang dapat memberi arti penting kakas seperti dikatakan James Gosling, tokoh terpenting di Java : “All along, the language was a tool, not the end”’. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 7-8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar