Nama :Lenny
Kurniasih
Kelas :3EB24
Npm :24212178
TUGAS SOAL SOFTKILLS 1 “(Bahasa Indonesia 2)”
- Apa Perbedaan antara Penalaran Induktif dan Deduktif ?
JAWABAN :
Penalaran Deduktif adalah proses
penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku
khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum.
Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Contoh : Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.
Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Contoh : Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.
Penalaran induktif adalah proses
penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum
berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi.
Penalaran induktif tekait dengan empirisme.
Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Contoh :Sejak suaminya meninggal
dunia dua tahun yang lalu, Ny. Ahmad sering sakit. Setiap bulan ia pergi ke
dokter memeriksakan sakitnya. Harta peninggalan suaminya semakin menipis untuk
membeli obat dan biaya pemeriksaan, serta untuk biya hidup sehari-hari bersama
tiga orang anaknya yang masih sekolah. Anaknya yang tertua dan adiknya masih
kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta, sedangkan yang nomor tiga masih duduk
di bangku SMA. Sungguh (kata kunci) berat beban hidupnya. (Ide pokok)
2. Apa syaratnya supaya kesimpulan dalam deduktif
dapat dipercaya ?
JAWABAN :
Konklusi
atau kesimpulan yang kita utarakan harus dapat dipercaya dan
dipertanggungjawabkan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penarikan
kesimpulan penalaran deduksi, yaitu:
1.
premis harus benar
2.
penalaran yang menuju kesimpulan harus benar.
Penarikan
kesimpulan secara deduktif, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
langsung dan tidak langsung.
• MENARIK
SIMPULAN SECARA LANGSUNG
Penarikan
secara langsung ditarik dari satu premis.
Contoh
kalimat :
– Semua ikan
bernafas melalui insang. ( premis )
– Semua yang
bernafas melalui insang adalah ikan. ( simpulan )
• MENARIK
SIMPULAN SECARA TIDAK LANGSUNG
Penarikan
ini ditarik dari dua premis. Premis pertama adalah premis yang bersifat umum,
sedangkan yang kedua adalah yang bersifat khusus.
Contoh : Silogisme Kategorial. Silogisme
kategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi, yaitu :
– Premis
umum : premis mayor ( My )
– Premis
khusus : premis minor ( Mn )
– Premis
simpulan : premis kesimpulan ( K )
Contoh
silogisme kategorial :
– My : Semua
mahasiswa Universitas Gunadarma memiliki KTM.
– Mn : Aini
Fatimah adalah mahasiswa Universitas Gunadarma.
– K : Aini
Fatimah memiliki KTM.
•. Bentuk
Gagasan / Penalaran Induktif
•
Generalisasi ialah perihal bentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian
hal, atau sebagainya.
3. Buatlah 2 contoh penarikan kesimpulan melalui
generalisasi !
JAWABAN :
- Contoh Paragraf Generalisasi
Pulpen digunakan untuk menulis. Selain menulis, pulpen
juga punya banyak kegunaan tergantung kreativitas dan imajinasi penggunanya.
Sebagai contoh, teman saya sering menggunakan pulpen untuk menyelipkan contekan
saat ulangan Matematika dulu waktu SMP. Selain untuk menyelipkan contekan,
pulpen juga digunakan untuk mendandani pemain teater yang akan tampil. Memang
ada pulpen khusus untuk hal ini, namun jika panitia teater itu kurang modal,
biasanya pulpen biasa yang tidak mudah luntur pun digunakan. Memang, pulpen
mempunyai banyak sekali kegunaan.
2. Contoh Paragraf Generalisasi
Pendidikan
karakter untuk melawan koruptor dan kemerosotan moral bangsa terus dilaksanakan
di semua sekolah di Indonesia. Namun perlu kita sadari bahwa para koruptor yang
tertangkap sekarang justru berasal dari kaum pemuda yang merupakan calon
pemimpin dimasa depan. Banyak juga tawuran dan penyimpangan yang dilakukan oleh
para pemuda sekarang seperti pemerkosaan,pencurian dan masih banyak lagi. Bisa
dibilang pendidikan karakter masih belum efektif mengubah karakter bangsa
3. Dapat dipercayakah kesimpulan dibawah ini ? Jelaskan alasannya !
JAWABAN :
·
Semua professor pandai
Ayahmu
pandai
Pastilah Ayahmu professor
Jawaban : tidak dapat dipercaya karena tidak semua ayah pandai
itu professor
·
Disemua Ibu Kota ada gedung pencakar langit
Disemua
gedung industri ada gedung pencakar langit
Jadi , Ibu
Kota adalah kota industry
Jawaban : Tidak dapat dipercaya karena tidak semua ibu kota
adalah kota industry
·
Hasil sawah bertambah jika petani menanam padai unggul
Hasil sawah
bertambah perairan diatur denagn baik
Hasil sawah bertambah jika petani menanam padi dan
perairan diatur dengan baik
Jawaban : Pernyataan diatas dapat dipercaya karena hasil sawah
pasti bertambah jika petani menanam padi dan perairan diatur dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar